Postingan

Ternyata kau juga sabtu

Maaf ya.. Selasaku, ternyata kau juga sabtu. Kurasakan kembali detik-detik hadirmu yang mampu mengubah terik menjadi angin yang menyegarkan. Seolah kau memberi isyarat tanpa terucap, aku suka. Meski sebenarnya aku tau, sabtu itu kau hadir bukan untukku. Melainkan hanya ketidak sengajaan perihal sama yang tidak kita janjikan.  Selasaku, kau selalu berhasil membuatku tersipu. Kau berhasil membuatku menjadi diriku. Melalui perasaanku padamu, kini aku banyak berkata-kata.  Yang mungkin saja tak dapat membuatmu berbalik sangka. Selasaku, terimakasih ya..

Jarak

Semua berjalan dengan sendirinya Cinta memang tak pernah bisa kita duga datangnya Tuhan telah menuliskan pertemuan kita tanpa ku kira Aku tidak pernah meminta Mungkin kau juga Bagaimana bisa aku tak sadar Dari awal kita selalu berada pada satu waktu Kau dan aku Aku masih tidak menyadarinya Hingga jarak pun mulai tercipta Ini bukan masalah kilometer Tetapi canggung yang kian menabung Kamu dengan mudahnya mempersilahkan jarak datang hingga kita terpantang Jujur, aku sungguh tak menikmatinya Untuk sang rasa Aku tau kau tak dianggap ada oleh dia Begitu juga oleh ku Sungguh aku masih tak percaya Kau datang dan mulai menyadarkanku bahwa dia lah rasamu Untuk dirimu Maafkan aku jika rasaku tak datang tepat waktu Bahkan salah waktu Aku tak pernah menginginkannya memang Aku hanya ingin kau dan aku teman Cukup itu saja

Tanpa Selamat

Ah.. Aku bertemu lagi denganmu untuk ke 19 kalinya. Selalu merasa biasa saja aku. Maaf ya, sepertinya tidak ada yang harus aku spesial kan tiap bertemu denganmu, selain cerita-ceritaku yang mungkin bertambah ketika aku berbincang dengan-Nya. Apalagi semenjak ada dia, sang selasa. Aku selalu menceritakannya meski hanya sepenggal saja. Ada satu yang ku harapkan saat aku bertemu denganmu ini, yaitu dia tau. Tak perlu kata " Selamat ", cukup dia tau. Dan Tuhan memang baik, selalu mengabulkan permintaanku. Ia benar tau, dan memang tidak ada kata " Selamat " yang tak begitu aku harapkan itu. Meski aku meminta, hmm memang lucu..

Aku Hampir Saja

Selamat Malam.. Untuk tangan yang mulai enggan menuliskan bait-bait kekagumanku padamu Untuk mata yang mulai lelah terjaga sambil membayangkan wajah manismu Untuk hati yang mulai rindu merasakan debar-debar meski hanya dengan bertemu denganmu Ku ketik kembali kata itu Yaitu rindu Tapi ku hapus lagi Ku ketik lagi Tapi tak pernah sampai padamu Sungguh aku lelah Kenapa selalu dirimu alasan dari keresahanku Sedangkan engkau, selalu saja begitu Hampir saja aku bosan Bukan denganmu Tapi perasaanku

Untuk Sang Selasaku

Hatimu sungguh pekat Sampai aku tak bisa membuat sekat Padahal bertemu denganmu singkat Tapi aku sudah terpikat Pada tatapanmu yang kuat Aku takut kau hilang cepat Sebab perasaanmu padaku tak lebat Ah bisa-bisa aku lompat Dari gedung bertingkat Haha tapi aku tak bertekat Hanya karna cintaku tak tepat Selamat tinggal sayangku hebat Aku lelah untuk menetap Pada rasa yang tak pernah terjawab

Kau Harus Ingat [2]

Ialah selasa pertama yang ku sebut dirimu. Saat mata yang enggan melihat kedepan Tapi hati masih merasakan Ah.. ternyata rinduku semakin mendalam Bahwa dirimu benarlah alasan Tiba-tiba kau pun datang Bersama senyuman yang aku inginkan Dadaku cukup berguncang Dengan perasaan yang tak kau hiraukan Selalu saja memang Kau masih enggan Tak menghiraukan rasa yang ku berikan Tapi aku tetaplah sayang

Kau Harus Ingat [1]

Semua hal yang akan aku ceritakan berawal dari sini, berawal pada hari ini, di detik ini. Untuk pertama kalinya perasaanku tak terkendali. Aku cukup kuwalahan untuk menahannya. Tak pernah aku mencinta, memberikan hatiku, melambungkan imajinasi liarku sebanyak ini. Hanya padamu.. Benar hanya padamu.. Akan ku ingat tanggal, bulan, tahun ini.. Karna sosok dirimu yang ku sebut Sang Selasa. Aku masih ingat jelas saat itu kau menggenggam tanganku lalu mengajukan ke keningku. Tapi saat itu tanganku menolak, karna aku cukup tersentuh dibuatmu. Jujur memang perasaan ini bukan pertama muncul saat itu, tapi beberapa kesan sebelum itu yang ku tak mengerti tepatnya kapan. Tapi di tanggal ini perasaan tersebut semakin tumbuh dengan hebat dan cukup lebat. Akan ku ingat.. Tatapan matamu tajam. Tatapan matamu kuat, dan aku terpikat. Aku selalu meminta maaf kepada Tuhan agar mengampuni jika cinta ku yang berawal dari tatap ini salah. Aku selalu meminta ampun jikalau Tuhan marah. Akan...